Pada tahun 1880 dia menikah untuk kedua kalinya dengn Teuku Umar, kemenakan ayahnya. Teuku Umar adalah pejuang Aceh yang terkenal karena terlibat dalam perebutan kembali daerah VI Mukim dari tangan Belanda. Suaminya itu terkenal karena kecerdikan dan keahliannya mempin pasukan. Cut Nyak Dien pada bulan Februari 1878 menghadapi serbuan yang hebat dari pasukan Belanda yang menembakan meriam meriamnya dari kapal-kapal mereka. Menghadapi tekanan berat itu pasuka Aceh bergerak ke Aceh Besar. Dari wilayah itu para pejuang melancarkan serangan serangan terhdap pos-pos Belanda dan memaksa Belanda meninggalkanya.
\
Suaminya pada bulan Agustus 1893 menyerahkan diri kepada Belanda dan menjadi tentara Belanda. Di kalangan pejuang Aceh timbul tanda tanya besar tentang sikapnya Cut Nyak Dien yang mendampingi pejuang itu mulai khawatir dan menganjurkan suaminya agar brubah sikap dan mengadakan perlawanan lagi terhadap Belanda. Sebenarnya anjuran itu tak perlu sebab apa yang di lakukan oleh Teuku Umar adalah taktik belaka, pada saat yang tepat ia terbukti berbalik melawan Belanda. Dalam pertempuran hebat di Maulaboh pada tanggal 11 Februari 1899, Teuku Umar gugur. Sejak kematian suaminya itu, Cut Nyak Dien yang ketika itu sudah berumur 50 tahun mengambil alih pimpinan pasukan.
PEJUANG WANITA YANG TANGGUH
Cut Nyak Dien terus melakukan perlawanan gerilya di berbagai daerah. Ia tidak menghiraukan umurnya sudah semakin tua dan pasukannya makin berkurang di tambah dengan matanya sudah mulai rabun. Situasi perang dengan berbagai ketegangan psikologis menyebabkan kondisi fisiknya melemah di tambah dengan penyakit encok yang menggorogotinya makin menambh beban yang harus dipikulnya.
Keyakinan perjuangannya untuk mengusir kapke ulanda (Belanda kafir) telah mendorongnya untuk terus bertahan. Keadaan fisiknya yang lemah menyebabkan rasa iba di kalangan anak buahnya. Rasa iba melemahkan semangat juang mereka sehingga akhirnya seorang anak buahnya melaporkan kepada pasukan Belanda. Pada saat di tangkap, ia sempat mencabut Rencongnya dan dihujamkan kepada pelapor itu tetapi dapat di cegah oleh seorang serdadu Belanda. Tokoh wanita muslimah pejuang itu di buang ke Sumedang, Jawa Barat dan meninggal karena usia tua di kota itu pada tanggal 6 November 1908
Itulah sedikit cerita dari Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan Cut Nyak Dien. Semoga dapat membantu dan dapat memberi sedikit wawasan buat kita.
Itulah sedikit cerita dari Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan Cut Nyak Dien. Semoga dapat membantu dan dapat memberi sedikit wawasan buat kita.
Posting Komentar